A man loves his sweetheart the most, his wife the best, but his mother the longest Obat Susunan Saraf Pusat. Iqbal Majid .

Selasa, 21 Desember 2010

OBAT SUSUNAN SARAF PUSAT PART II

2. Obat-Obat Penekan SSP
Obat-obat penekan SSP menimbulkan depresi (penurunan aktivitas fungsional) dalam berbagai tingkat pada sistem saraf pusat. Tingkat depresi terutama tergantung dari jenis dan jumlah obat yang dipakai. Klasifikasi besar dari penekan SSP adalah sedative-hipnotik, anastetik umum dan lokal, analgesic narkotika, antikonvulsi, ,antipsikotik, dan antidepresan.

SEDATIF-HIPNOTIK
Bentuk yang paling ringan dari penekanan SSP adalah sedasi, dimana penekanan SSP tertentu dalam dosis yang lebih rendah dapat menghilangkan respon fisik dan mental tetapi tidak mempengaruhi kesadaran. Jika diberikan dalam dosisi yang sangat tinggi, obat-obat sedative hipnotik mungkin dapat mencapai anastesi. Sebagai contoh adalah barbiturate dengan masa kerja sangat singkat yang dipakai untuk menimbulkan anastesi adalah natrium thiopental (Pentothal).

BARBITURATE
Barbiturate diperkenalkan pertama kali sebagai suatu sedatif pada awal tahun 1900an. Lebih dari 2000 barbiturat telah dikembangkan, tetapi kini hanya 12 barbiturat yang dipasarkan . Barbiturate dengan masa kerja singkat, sekakorbital (Seconal) dan pentobarbital (nembutal), dipakai unktuk menimbulkan tidur bagi mereka yang sulit untuk jatuh tidur. Barbiturate pada masa kerja sedang, amobarbithal (Amytal), aprobarbital (alurate), dan butabarbital (butisol), berguna unktuk mempertahankan tidur dalam jangka waktu panjan. Karena obat-obat ini memerlukan waktu kira-kira 1 jam sebelum mulai tertidur, maka obat-obat ini tidak diresepkan bagi mereka yang sulit jatuh tidur. Barbiturate harus dibatasi penggunaannya hanya untuk jangka waktu pendek (2 minggu atau kurang) karena ada banyak efek sampingnya.
Pentobarbital (Nembutal) telah ada sejak hamper setengah abad yang lalu dan merupakan hipnotik pilihan sampai diperkenalkannya benziodiazepin pada tahun 1960an. Obat ini diabsorpsi lambat dan daya pengikatan pada proteinnya sedang. Waktu paruh yang panjang terutama disebabkan oleh pembentukan metabolit aktif akibat metabolisme hati.
Pentobarbital terutama digunakan untuk menimbulkan tidur dan untuk sedasi. Pentobarbital mempunyai mula kerja yang cepat dengan masa kerja yang singkat. Ada banyak interaksi obat yang berkaitan dengan pentobarbital. Alcohol, narkotik, dan sedative-hipnotik lainnya yang dipakai dalam kombinasi dengan pentobarbital dapat semakin menekan system saraf pusat. Pentobarbital meningkatkan kerja enzim hati, sehingga menyebabkan peningkatan metabolism dan menurunkan efek obat, seperti antikoagulan oral, glukokortikoid, antidepresan trisiklik, dan quinidin.

BENZODIAZEPIN

Target dari obat Benzodiazepin ini adalah Kelenjar pineal dan Hipothalamus. Dan gambarnya bisa kita lihat di samping.

Benzodiazepine tertentu (minor tranquilizer atau antiansietas), mula-mula diperkenalkan melalui klordiazepoksid (Librium) pada tahun 1960an sebagai agen antiansietas, dipakai sebagai sedative-hipnotik untuk menimbulkan tidur. Kecemasan yang bertambah dapat menjadi penyebab insomnia pada beberapa klien, dengan demikian lorazepam (Ativan) dapat dipakai untuk mengurangi rasa cemas. Benzodiazepin dapat menekan tahap 4 dari tidur NREM, yang mengakibatkan timkbulnya mimpi yang jelas dan mimpi buruk, tetapi obat-obat ini tidak mempengaruhi tidur REM. Benzodiazepine efektif pemakaiannya dalam gangguan tidur selama beberapa minggu lebih lama daripada sedative-hipnotik lainnya, tetapi obat-obat ini tidak boleh dipakai lebih lama dari 3-5 minggu sebagai hipnotik. Flurazepam (Dalmane) adalah hipnotik benzodiazepine yang pertama kali diperkenalkan. Triazolam (Halcion) adalah hipnotik dengan masa kerja singkat dengan waktu paruh 2-5 jam. Obat ini tidak menghasilkan metabolit aktif. Keluhan-keluhan dari reaksi yang merugikan akibat penggunaan triazolam dalam jangka lama adalah hilangnya daya ingat, sehingga membuat obat ini ditarik dari pasaran.
Farmakokinetik
Flurazepam dan temazepam diabsorbsi dengan baik melalui mukosa gastrointestinal. Flurazepam cepat dimetabolisir oleh hati menjadi metabolit aktif dman mempunyai waktu paruh 45-100 jam. Waktu paruh temazepam lebih pendek, sehingga lebih sedikit efek komulatifnya. Kedua obat ini tinggi berikatan dengan protein, dan jika dipakai bersama dengan obat lain yang juga tinggi berikatan dengan protein, maka akan lebih banyak terdapat obat bebas.
Farmakodinamik
Flurozepam dan temazepam dipakai untuk mengobati insomnia dengan memulai dan mempertahankan tidur. Obat-obat ini mempunyai mula kerja yang cepat dan masa kerjanya dapat sedang atau panjang. Dosis normal benzodiazepine yang dianjurkan mungkin terlalu tinggi untuk orang lanjut usia; sehingga mula-mula hanya diberikan setengah dari dosis yang dianjurkan untuk mencegah terjadinya takar lajak. Alcohol dan narkotik yang dipakai bersama-sama dengan benzodiazepine dapat menimbulkan respon aditif dari depresi SSP.

PIPERIDINDION
Piperidindion menyerupai barbiturate. Obat-obat sedative hipnotik ini pertama kali diperkenalkan pada pertengahan tahun 1950an berupa glutetimid (Doriden) dan metiprilon (Nolundar), yang mempunyai efek serupa dengan barbiturate dengan masa kerja singka. Ke dua obat ini dipasarkan sebagai nonadiktif, tetapi obat-obat ini dapat menimbulkan adiksi dan dapat menimbulkan reaksi merugikan yang serius, seperti kolaps vasomotor, diskrasia darah (anemi aplastik) yang berat, dan reaksi alergi. Jika glutemid dipakai lebih dari beberapa minggu, penurunan dosis yang bertahap perlu dilakukan untuk menghindari gejala-gejala putus obat yang berat, yaitu halusinasi dan kejang.

KLORAL HIDRAT
Obat-obat sedative-hipnotik lainnya adalah etklorvinol (Placidyl), Kloral Hidrat (Noctec), dan paraldehida (Paral). Kloral hidrat pertama kali diperkenalkan pada tahun 1860an. Obat ini dipakai untuk memulaitidur dan mengurangi terbangun pada malam hari; obat ini tidak menekan tidur REM. Lebih sedikit terjadi hangover, depresi pernapasan, dan toleransi dengan kloral hidrat daripada sedative-hipnotk lainnya. Iritasi lambung merupakan keluhan yang sering terjadi, sehingga obat ini harus diminum dengan cukup banyak air. Obat-obat ini bereaksi dengan kloral hidrat adalah penekan SSP lainnya, flurosemid dan antikoagul an oral.

(referensi :

Farmakologi

Oleh Joyce L. Kee, Evelyn R. Hayes)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Need to translate this page?

Arabic Korean Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese
English French German Spain Italian Dutch
presented by iqbalprikitiuw.blogspot.com